COVID-19 mengubah hampir setiap aspek kehidupan kita. Secara nyata, pandemi menyebabkan perubahan permanen dalam cara kita berinteraksi sehari-hari, sekalipun sampai pada aktivitas terkecil seperti berbelanja. Dalam dunia berbelanja, saluran fisik (offline) mulai terhenti atau melambat hingga merangkak.
Konsumen telah bergegas pindah ke alternatif digital untuk memenuhi kebutuhan mereka akan belanja di dalam toko offline. “E-Commerce Live Streaming” atau singkatnya Live Streaming, muncul pada tahun 2020 sebagai saluran digital dan tren yang baru.
Di China, live commerce telah berkembang dengan kecepatan yang luar biasa, dengan penjualan mencapai $171 miliar pada tahun 2020, dan angka penjualan yang diharapkan sebesar $423 miliar pada tahun 2022. Sebagai gambaran, pasar e-commerce live streaming di China berkembang dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan lebih dari 280% antara tahun 2017 dan 2020.
Untuk bisnis yang ingin meningkatkan strategi e-commerce mereka, mengembangkan pengalaman digital yang mencakup live-commerce dapat mendorong mereka untuk lebih maju. Lebih dari sekadar cara untuk berbelanja online, e-commerce livestream menawarkan kepada konsumen perpaduan yang benar-benar modern dari live-shopping dan online.
Karena live-streaming pasti akan memengaruhi lanskap belanja online, bisnis dapat menggunakan strategi e-commerce ini sebagai bagian dari pendekatan omni-channel untuk mengonversi lebih banyak penjualan di tahun mendatang.
Tactility Tidak Berhenti Penting; Itu Hanya Bergeser
Salah satu komponen yang lebih menarik dari e-commerce livestream adalah, tidak seperti pengalaman online shopping sebelumnya, dimana sentuhan masih menjadi pusat petualangan belanja. Salah satu kelemahan pengalaman desain e-commerce, secara historis, adalah bahwa mereka tidak mengizinkan interaksi nyata dengan produk. Tactility (pengalaman akan sentuhan langsung) masih memiliki relevansi untuk banyak barang, tetapi bagaimana tactility diterjemahkan dalam dunia digital telah berubah begitu saja.
Tidak seperti pengalaman belanja online lainnya, live commerce memungkinkan konsumen untuk “menyentuh” produk secara virtual saat berbelanja. Kerugian yang konsisten dari pengalaman berbelanja di e-commerce adalah kurangnya interaksi nyata dengan produk. Tactility masih memiliki relevansi untuk banyak barang, dan sekarang, e-commerce livestream mendukung pengalaman sentuhan digital yang benar-benar memuaskan.
Konsumen masih ingin menyentuh produk, melihatnya dari sudut yang berbeda, meregangkannya, dan mengujinya dengan cara yang sepenuhnya dapat disentuh. Livestreaming memberikan pengalaman ini secara digital. Tuan rumah atau anggota penjualan yang berpengetahuan dapat berinteraksi dengan produk dengan cara yang sama seperti yang mungkin dilakukan konsumen saat mereka berjalan melalui toko. Akibatnya, konsumen mendapatkan pengalaman sentuhan yang mendekati kehidupan nyata.
Mengapa Kami Membeli: Ilmu Belanja oleh Paco Underhill masih relevan di dunia digital kita saat ini. Dalam bukunya, Underhill mengemukakan bahwa kita menyentuh benda empat kali sebelum melakukan pembelian. Sementara pandemi mengurung kami di rumah, keinginan kami untuk berinteraksi dengan produk secara taktis tidak hilang. Namun, konsumen belajar bagaimana terlibat secara perwakilan melalui seseorang di sisi lain layar.
Pengalaman digital yang baik perlu berfokus pada menghubungkan keinginan konsumen untuk berinteraksi secara fisik dengan produk melalui interaksi livestream.
Pengalaman Digital Dapat Menutupi Kesenjangan untuk Live Shopping
Bahkan ketika suatu produk membutuhkan lebih banyak interaksi dengan konsumen daripada klik-ke-keranjang sederhana, live-commerce dapat menjembatani kesenjangan tersebut.
Coba pikirkan: Kita sudah terlibat dalam live-shopping dan dihadapi dengan bantuan satu lawan satu. Pertimbangkan skenario kehidupan nyata berikut:
- Seseorang yang melakukan panggilan FaceTime dengan pasangan mereka tentang jenis tisu toilet tertentu yang seharusnya mereka beli
- Seorang ibu melakukan obrolan video dengan putrinya yang berusia 12 tahun tentang warna scrunchies yang tepat
- Seorang pacar mengonfirmasi kepada pacarnya melalui aplikasi Marco Polo bahwa produk pencuci muka yang disukainya bebas sulfat
- Seorang teman melakukan live-streaming dengan seorang teman saat berbelanja, meminta pendapat tentang kemungkinan pembelian pakaian
- Kenyataannya adalah belanja dengan bantuan live streaming sudah menjadi bagian dari perilaku konsumen; itu hanyalah pergeseran wajah dan suara tepercaya di belakang kamera.
Membuat Pergeseran Tidak Sesulit yang Anda Pikirkan
Untuk toko yang ingin terlibat dengan konsumen melalui live commerce, perubahan tersebut tidaklah monumental. Cobalah e-commerce live-streaming jika toko Anda memenuhi kriteria berikut:
- Anda memiliki counter dengan barang-barang di dalamnya atau pajangan barang
- Anda terhubung ke internet di dalam toko
- Anda memiliki kamera dan mikrofon di ponsel atau gadget lainnya
- Anda atau karyawan Anda berada di dalam toko
- Yang diperlukan hanyalah sebuah strategi e-commerce untuk mengintegrasikan live shopping ke dalam bisnis Anda untuk memasuki pasar yang berkembang pesat ini.